Sunday, January 23, 2022

Pet Shop - Fish Edition

I went to a pet shop today and bought some fishes, impulsively.

They're so cute. Back in my hometown, my family have a fish pond with some big fishes and a turtle. But the one I saw and bought are little fish kind: Goldfish (Mas Koki) and Manfish.

There are other type of fishes I would love to have but I was tight on budget, and I think it's wise to start with small number of fish first. Lol.

Here are some pictures. Cheers!

Goldfish, I bought the smallest size available I the store, but the ones in pic are medium size.

Look at this scared goldy, it might think "you aren't going to take me, are you?"

this kind is also Goldfish but Black Moor or Lowo or Belo haha.. Look at them so cute I wanted them but I chose my first 4 fishes.

this is also Goldfish, I think.

This one was scared too, but nevermind. It will forget in 3 seconds. Lol

I bought 2 of this kind too, Manfish aka Freshwater Angelfish. I bought the white one and one black fish which literally has the siren eyes lol. If I ever able to capture the eyes, I'll update this.

I forgot this kind too. But this pic has one fish very funny. Do you know which one?

Lol yesss this is it. "Don't take me, okay?" 😧

Well, at the end of the day, I don't took the fishes with sad and scared eyes hehe.


Thank you, I haven't get proper picture of the aquarium 🥰

Friday, January 21, 2022

Flying with Propellers

By end of the year 2021, I went back home and there was only one flight schedule per day.

And surprisingly, Batam to/from Pontianak trip is now considered as short trip and the available airline changed the aircraft from Boeing to Propellers.

I was nervous but it was exciting, especially I got the seat right next to a propeller.

Here are some shots I took with my smartphone.

This is a shot on my flight from Batam


And these two are the shots from Pontianak to Batam

Sunday, January 28, 2018

Sabtu Bersama Grace

Hello!
Sudah lama sekali tidak bertemu dalam tulisan. I took my hiatus too long. Way too long, I guess. Ehehe.
How you guys doing? I wish you’re all doing good no matter what you’ve been through. I am doing good. Well, at least that’s what I thought I am.
For those who have no idea and questioning “Where are you now?”, “What do you do?”, etc. I am currently making my living in Batam. Am working in semiconductor company and it has been 3 years now. So far so good and Batam is actually a nice place. Not too bad. Deket sama Singapore. Hahaha.
Jadi, hari ini gue pengen sharing aja sih soal kegiatan gue di hari Sabtu ini. Normally, gue cuma leyeh-leyeh dan keluar kalo ada yang ngajakin doang. Kalo enggak, stay at home till the next day. Hahaha. Dan untuk Sabtu kali ini, I have to drag my ass outta the house. Gue harus ke Samsung Service Center buat nge-cek tab gue dan beli cable data. Gue mikir-mikir, kemana lagi ya abis itu, secara gue males banget kalo ternyata keluar cuma ke Samsung terus balik rumah. Sekalian aja keluar, maen, nongkrong, ngapain kek. Udah susah-susah nyeret diri keluar rumah soalnya. Hahaha. Dan disaat itulah ide buat ngabisin waktu di Batam City Square (BCS).

Batam City Square

It wasn’t my first time to spend time in BCS. I did it many times with friends. But alone, this Saturday is the second time. Kali pertama hampir sama dengan hari ini: Uncle K dan movie. Bedanya, Sabtu ini gue lebih lama karena muter-muter hampir semua sudut BCS. FYI, BCS hanya ada 1 building aja dan memliki 5 lantai: Basement, Ground, 1st, 2nd, 3rd, dan 4th Floor. Basement didominasi stalls dan took-toko gadget. Ada juga beberapa toko games dan DVD (bajakan). Untuk Ground Floor, ya basic-nya wajah mall-lah. Ada supermarket-nya, ada toko pakaian, money changer, ATM Center, stall jualan emas, dan yang pasti ada hall-nya. Tadi sih lagi ada kontes nyanyi lagu Mandarin, secara Chinese New Year is coming soon! 1st Floor sih kebanyakan toko baju dan ada beberapa toko lainnya. Sedangkan untuk 2nd Floor kebanyakan adalah area cute stuffs, nail arts, beauty thingy, pakaian, sepatu, dan sejenisnya. 3rd Floor, mostly food dan salon serta area bowling juga ada di lantai ini. Untuk 4th Floor, ada bioskop dan sebagian area untuk food stall dan tempat games.
Taken from : Batam News

 First Stop – Uncle K

My first stop was Uncle K. It’s a diner on the 3rd Floor, almost in the corner near to electronic center. Gue selalu balik ke sini untuk Ubi Kayu Uncle K. Enaknya gak ketulungan dipadu dengan minuman manis, apa aja terserah, pilih aja yang lo suka. Perfect deh. Untuk tadi gue pilih Lemon Kiamboy.

 As usual, gue bawa laptop untuk ngerjain some stuffs. Unfortunately, kemaren network-nya gak bisa diajak asik-asik. Jadi gue hanya menikmati ubi kayu (singkong) gue aja sambil utak-atik hape dan cek jadwal movie Dilan 1990. Iya, gue niatin nonton si Iqbal Coboy Junior eta. Hahaha. Gue ngakak sendiri mengingat gimana dia sekarang versus dulu. Dulu gue gak nemu gemesin ato ganteng-nya dia, tapi sekarang… Aduhay mamboy! Ganteng ya ternyata. Hihihihihi. Maafin tante ya dik. HAHAHA.
Akhirnya gue beli tiket Dilan 1990. Gue sebenernya penasaran banget sih sama ini. Gue pernah baca bukunya dan gue gak suka. Karena bikin gue baper. Sebel dan sedih-nya sampe menyusup ke dalem-dalem-dalem-dalem gitu. Gak suka. Gue gak suka. Pake acara pas baca-nya masih kuliah. Jadi makin gak suka. Apalagi pas tau cerita buku kedua. Gak suka. Gue gak siap menghadapinya. Hahaha. Oke, jadi intinya gue penasaran tentang visualisasi novel Dilan.
Karena masih ada waktu sekitar satu jam, I decided to go to Basement Floor. Gue muter-muter nyari casing baru untuk handphone butut gue, yang udah gue prediksi susah nyarinya. Ada sih, tapi gak cocok aja sama selera. Mungkin ada sekitar 30-40 menitan gue ngiterin lantai itu, dan stop di salah satu toko DVD bajakan.
I KNOW. I AM SORRY.

Gue beli film Coco, yang udah gue tonton di bioskop, buat nonton lagi di rumah. Buat diulang-ulang. Sayangnya The Greatest Showman belum keluar BluRay-nya. Jadi deh beli yang ada aja dulu. Dan setelah itu gue balik lagi ke bioskop.

DILAN 1990

The theater wasn’t full but yeah the movie got a lot of people to watch it. Yang kosong hanya 2 baris terdepan dan beberapa bolong- bolong satu. Sepanjang film gue senyam-senyum sendiri meskipun gak sampe histeris seperti anak-anak ABG yang ditemui kebanyakan temen-temen gue waktu mereka nonton Dilan 1990. Overall para penonton bisa mengontrol gejolak dalam diri mereka. Kecuali dua bocah –literally bocah- yang teriak-teriak gak jelas dan ketawa kenceng banget. Bukannya ketawa karena adegannya, tapi kita ketawa karena reaksi dua anak kecil di tempat duduk yang berbeda itu. Tapi yang jelas, banyak sekali paduan suara atau koor lenguhan “Aahh..”, “Uuuh..”, “Ooowhh..” dari theatre kita tadi. I’m one of the contributors. For sure.

Taken from : Cinemaxx

So, how was it, Dilan 1990?
It was nice. For me, gue bahagia disuguhin gombalan-gombalan Dilan ke Milea. Gue bener-bener dimanjakan dengan semua adegannya. Dan Iqbal-nya ganteng. He got the tough side yet gentle when he’s with Milea. For me, Iqbal is just perfect as Dilan. Iyalah, Milea aslinya juga yang milih. And all those cheesy lines thrown by Dilan to Milea, just… Uuuuh. We want. Hahaha.
I do agree with the conclusion from people, Dilan 1990 just sets a new higher standard for men and higher expectation to be expected by women. Tapi Milea juga set new attitude and character buat cewek-cewek. Jangan belebeh. Biasa aja. Selow sis. Milea-nya gak drama gitu. Hahaha. Look how open both of them to each other. Ketika Milea a bit bothered when she heard about Susi thingy. Sama halnya dengan Dilan, ketika dia cemburu dengan Kang Adi. For me, they’re mature enough for their relationship. Jempol deh.

Tapi, gue tipe yang bakal merhatiin detail-detail gitu. Yang paling membekas itu, pas adegan Dilan dan Milea di Warung Bi Eem setelah Dilan berantem sama temennya. Itu darah di ujung bibir kecuci sama air dan bersih banget. Kenapa sih gak diperbaiki? Kenapa sih gak pake make-up aja itu lukanya? Sebel. Risih liatnya. Yang paling membekas kedua adalah make-up Milea dan seatmate-nya diawal film. Kenapa diawal? Karena habis itu gak terlalu memperhatikan lagi. Hahaha. Itu keliatan banget mereka berdua bedakannya, blush on-nya on point banget. Dan pada jaman 1990, I would expect not much makeup on high school student. Or maybe no makeup at all. Kemudian baju bundanya Dilan yang itu-itu aja ketika di rumah. Kaus hitam dengan lambing apa tuh yah, pokoknya ada merah-merahnya gitu. Udah beda hari, tapi baju-nya masih sama.
Terlepas dari itu semua, filmnya apik. Ringan dan menyenangkan. Membahagiakan dan memanjakan. Buat yang lagi patah hati, mending jangan nonton. Bikin penyakit hari, iri dan dengki. Yang jelas setelah keluar dari theatre-nya, gue bahagia. Hahahaha.

Setelah selesai nonton, gue ngerasa laper. Ternyata digombalin secara gak langsung menguras tenaga gue. Gimana dengan Milea yak? Gue muterin 3rd Floor to find perfect place to have my dinner. Sudah 2 kali muter tapi enggak juga menemukan yang bisa memicu produksi saliva gue lebih banyak. Terus tiba-tiba gue teringat postingan Batamliciouz beberapa waktu lalu yang sempet gue capture. It’s Titik Ngopi.
Cukup lama sampai akhirnya gue nemuin tempat-nya, karena gak teliti. Efek laper.
Dan tanpa babibubebo, gue tunjukin screenshot-an makanan yang pengen gue coba.
Gue       : “Saya mau pesan ini.” *nyodorin hape ke Ii (bibi)-nya.
Ii              : “Ohh Lui Cha. Minumnya?”
Gue       : “The Tarik Dingin.”

I have never tried this dish before. And… KABOOM! It’s super delicious! I like it. Awalnya gue mikir ini super weird, tapi karena gue emang suka nyoba-nyoba makanan jadi ya tetep nyoba.
Lui Cha atau Lui Teh ini, mengutip dari Wikipedia, merupakan makanan khas Hakka – sebuah kelompok besar masyarakat yang bermukim di Provinsi Guangdong dan Fujian di Tiongkok Selatan. Dari IG mereka sendiri, @titikngopi , makanan ini dulunya hanya disajikan di hari-hari besar. Dan katanya juga nih, dulunya ini merupakan makanan obat untuk para prajurit yang terluka.
Isinya apa sih? Here I attached picture from @titikngopi.
Taken from : Titik Ngopi IG 

Basically, makanan ini adalah nasi dan sayur pakai kuah teh. Nah, aneh kan? Iya, gue juga sempet mikir-mikir. Ini rasanya gimana dah. Hahaha. Awalnya gue coba satu-satu, kuah-nya dulu dan uuhh no gue gak suka. Kemudian gue coba nasi-nya dikit, ada rasa asin. Lumayan. Akhirnya gue aduk-aduk dan campurin kuah teh-nya ke nasi. Pas dimakan, wuiiiih, enak pisan euy! Gue sih suka, it meets my taste.
And for sure, gue bakal balik lagi ke situ. Hehehe.



MINI.Q – Treasure in the corner

Setelah makan malam, gue niatnya mau langsung pulang. Tapi gue ambil jalan muter di lantai itu karena salah satu bagiannya belum pernah terjamah oleh gue. Gue nyangkut beli nail polish dan haha-hihi sama mbak-nya karena mood gue lagi bagus. Hahaha, biasanya gue abis beli barangnya langsung cus.
Sehabis dari situlah, gue menemukan permata ini: MINI.Q

Gue baru tahu tentang tempat ini. This place would be my new place to please my eyes. I love doing groceries shopping and semacam-semacam Informa/ACE Hardware shopping gitu. Gue belum pernah ke IKEA, jadi yah ga bisa pake nama itu. Hahaha. MINI.Q ini ngejual hampir semua barang sehari-hari gitu. Mulai dari sisir, data cable, sapu, cermin, ikat rambut, bantal, tas, hiasan pajangan, apa aja dah.
Di sini gue nemu apa yang udah gue cari dari setahun lalu. Mini Humidifier. I am soooo hepi. Dulu lihat di ACE Hardware hanya ada untuk ruangan gede, yang harganya jutaan. Gak kuku dan ga butuh juga ih. Di MINI.Q ada versi mini dan less than 200k IDR. Cukup untuk ruangan kamar. 

Dan di sini juga, for the first time, gue lihat ada yang jual anti-theft backpack. Gue utak-atik tas-nya tapi ga berani lama-lama. Hahaha. Bagus bingits dan harganya juga “bagus”. Hahaha. 500-700k IDR.
Gue bakal nyaranin sih yang di Batam buat take a look on it. Ada di BCS 3rd Floor dan Botania juga. Atau kalo mau mah cek-cek IG mereka aja dulu @miniqindonesia. Sayangnya gue gak ambil foto sama sekali, gue terlalu asik menikmati moment itu. Tapi ini ada video dari IG mereka untuk MINI.Q BCS.

Cheap J* Supermarket

Gue udah terbiasa dengan yang namanya compare harga barang sebelum beli. Meskipun jadi gak seketat ketika kuliah. But still do comparison. Ga se-ekstrim yang biasa dijadikan meme sih, hahaha. Yang sampe beda 5k doang sampe mencak-mencak. Kalo bedanya cuma dikit doang, tempatnya jauh, ya mending beli di tempat yang deket dan mudah dijangkau. Dulu gue sempat tinggal di daerah Nagoya for couple months, jadi biasa belanja di daerah sana. Antara Nagoya Hill (Hypomart) atau BCS (J* Supermarket).
J* Supermarket ini emang market yang super. Gimana enggak, harganya murah-murah. Rasanya semua jadi butuh. Hahaha. Karena kalo belanja gue pake prinsip: BELI YANG BUTUH. Tapi kalo di JC Supermarket, semua dirasa butuh. Beberapa (ato malah kebanyakan?) barangnya dibandrol dengan harga-harga yang menarik. Apalagi kalo dibandingkan dengan Hypomart dan CarreEmpat. Duh, dua tempat itu rasanya seperti kemahalan. Padahal kualitas-nya sama aja. Hanya saja, di J* Supermarket gak ada jual perangkat elektronik seperti TV, Kulkas. Tapi untuk hairdryer dan rice cooker masih ada.
Gue hampir aja beli meja setrikaan yang punya harga 86k IDR aja, yang mana kalau di dua tempat lainnya mungkin akan seharga minimal 200k IDR. Tapi karena gue naik motor dan tempat tinggal yang memiliki jarak yang lumayan, gue putuskan untuk menunda pembelian itu sampai menemukan waktu yang tepat untuk penebengan mobil teman. Hahaha. Intinya mah di supermarket satu ini, lo bisa puas belanja kebutuhan sehari-hari.
Taken from : Sweetestsins Blog

Well, that’s how I spent my Saturday. Gatau sih tulisan ini berfaedah apa enggak. Mana panjang banget lagi. Hahaha. Gue ngetik ini dari hari Sabtu sampai Minggu, pake acara begadang. Eh at the end tetep aja Minggu siang disunting lagi. Hehehe.
So, see you on my next post! Byeeeee!



Tuesday, November 11, 2014

Lembar Persembahan / Ucapan Terima Kasih

UCAPAN TERIMA KASIH

            Puji Syukur kepada Tuhan Yesus, karena pada akhirnya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan pengerjaan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) Di Citylight Residence” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S1 Teknik Telekomunikasi.
            Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang besar kepada:
  1. Tuhan Yesus Kristus, untuk segala cinta kasih-Nya kepadaku, untuk setiap penyertaan dan segala karunia yang diberikan-Nya, untuk segala pertolongan yang tidak pernah terlambat dan selalu pada waktu-Nya. 
  2. Papi dan Mami, Drs. Firman Hutabalian dan Tiurma Sinaga, S.K.M., untuk dukungan dan semangat yang selalu diberikan. Makasih ya Mami dan Papiku, selalu mendoakan aku. Terima kasih untuk selalu percaya dan mendukungku, untuk selalu memberikan nasihat dan kekuatan agar dapat melewati semuanya dengan baik. 
  3. Kedua adikku, Hendra dan Putri, untuk tawa dan candanya, untuk segala sesuatu yang selalu kita bagi. Terima kasih, untuk selalu ada kapanpun, dimanapun, bagaimanapun keadaan yang ada. Terima kasih untuk selalu menjadi teman bercerita, menjadi sumber informasi dan sumber ilmu. Terima kasih untuk keberadaannya sehingga kakaknya ini tidak stress dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Hehehe. Makasih ya adek-adekku, peluk cium. 
  4. Pak Sugito, Ir., S.Si., M.Si. dan Pak Bambang Uripno, Ir. atas bimbingannya selama ini. Terima kasih untuk kesabaran, kebaikan dan kelembutan hati dalam menghadapi saya sebagai anak bimbingan. Terima kasih untuk semua ilmu dan dukungan yang diberikan kepada saya. 
  5. Pak Raja Sianturi, Pak Ruby, dan pihak CityLight Residence yang telah memberikan izin dan memperlancar pengerjaan Tugas Akhir ini. 
  6. Pak Akhmad Hambali, Ir., MT. selaku dosen wali yang selalu mendukung dan memberikan kemudahan untuk penulis dalam setiap tahap dan proses selama menjalani masa perkuliahan di kampus ini. 
  7. Kak Septi, Pak Dadang, Pak Harlan, Bang Jeki, dan PT. Telkom Lembong yang telah menjadi tempat peraduan saya jika sedang galau dan butuh pencerahan. 
  8. Sahabat seperjuangan: Cilina aka Olin, Onsss aka Nces aka Rini, Mbak Yan aka Dian, Brojo aka Joice, teman-jogja-delapan-hari aka Bro Revi. Makasih ya untuk kebersamaan yang udah kita lalui selama hampir 4 tahun ini (Ciyeeee...). Terima kasih untuk bete-betean, terima kasih untuk teguran-teguran, terima kasih untuk tawa dan bahagia yang selalu dibagi bersama. Peluk dan cium. Sukses ya bro-bro!!! 
  9.  Pahlawan Motor: SKP29, Anggi, Masbro Gaul, Andri, Joice, Osin. Terima kasih ya untuk kesediaannya meminjamkan motor selama pengerjaan Tugas Akhir ini. Hehe, maaf ya kalo ada kenapa-kenapa sama motornya karena aku. 
  10.  Keluarga PA-ku, Nande Vera, Christine, dan Anggi. Terima kasih untuk semangat dan dukungan yang selalu diberikan. Terima kasih juga buat kebersamaan selama ini. Ayo kita diet! Hahaha! 
  11. Keluarga PMK Fakultas Teknik, terima kasih untuk menjadi wadah untuk aku bisa bertumbuh dan semakin dekat dengan Tuhan Yesus.
  12.  Keluarga Nainggolan Telkom, Bang Robe, Bang Doly, Bang Tando, Kak Werista, Kak Dian, Bang Hornop, Junet aka Junjungan, Ivan Linro, Coco, Eca, Nirwan, dll. Terima kasih untuk menjadi keluarga yang selalu menyemangati agar cepat-cepat pergi dari kampus. Hehehe. HORAS!!!
  13.  Keluarga KKL-ku: Chintya, Sonia, Pantas, Austin, Junjungan, Revi. Lanjutkan bab 2 kita heeey...! Hahaha. Terima kasih untuk doa dan sharing yang pernah kita lakukan. 
  14. Blazters (TT-34-05) tersayang, terima kasih sudah menjadi tempat berlabuh jika sedang suntuk. Tawa canda yang kita bagi bersama selama ini akan selalu jadi memori yang tak akan terlupakan. Ayo kita upgrading lagi! It’s a must! 
  15. Practicum Spartan: Olin, Rini, Kiki, Satrio, Ario, Angga, Brian. Terima kasih untuk kebersamaannya jaga praktikum yang penuh dengan suka-duka. Karena kalian tidak hanya sekedar teman jaga praktikum. 
  16. Laboratorium SKSO beserta penghuninya: Faris, yang selalu niat kalau bantuin ngerjain TA. Nia, Ega, Depe, Luthfi, Metha. Terima kasih buat kerja samanya selama setahun ini ya. 
  17. Kakak-Abang Laboratorium SKSO : yang selalu menjadi inspirasi untuk terus maju. Terima kasih untuk selalu memberikan pesan moral dan tips and trick dalam bersikap. Hehehe. Makasih kakak-abang!! 
  18. Kak Jeki Ali, Bang Satria Hanafie, Kak Bagus Widianto, Kak Galuh Wening: Terima kasih untuk memberikan pencerahan, memberikan semangat, memberikan bantuan-bantuan yang yang sangat membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. 
  19. Adik-adikku di Study Group SKSO : Ihsan, Windy, Baret, Pugar, Amri, Della, Evan, Yasir, Zulia, Kadek, Rafki, dan Tyas . Kalian menginspirasi untuk terus belajar. Sukses ya adik-adikku, semangat untuk perjalanan beberapa tahunnya lagi. 
  20. Laboratorium Dastran, terima kasih sudah menjadi teman stres bareng, temen ketawa bareng, temen berbagi sendal jepit swallow. Terima kasih juga untuk selalu bisa menerima polusi suara 7 oktaf yang selalu gue sumbangin buat ruangan kalian. Sukses bareng ya kita! 
  21. Untuk Laboratorium Transtel, terima kasih sudah menjadi teman berbagi sandal swallow juga :D hehehe! 
  22. Teman-teman Pontianak: Desi, Andri, Afri, Eki, Chella, Ika, Eka, Adit, Eca, Detta, Chintya, Gery, dll. Pontianak Kote Bersinaaaarrrr! Hahaha. 
  23. Untuk teman-teman Telco, terutama teman-teman pengurus: Iyon, Dea, Fira, Kiki, Olin, Pras, Linggar, Boby, Arya, Ario, Azwar, Pepi, Sem, Tezar. Terima kasih untuk pengalaman, keluh kesah, Bober-is-never-die­, rapat tengah malam, dan semua yang pernah kita lewati. Untuk kementrian Pengabdian Masyarakat: Raja, Lucki, Meta, Ariq; terima kasih untuk kebersamaan yang singkat. I Telco, I Love You! #PTST 
  24. Untuk teman-teman di Fouriesisimo Choir, terima kasih untuk segala pengalaman yang telah diajarkan dan semangat yg selalu diberikan ketika bertemu. Kangen nyanyi bareng kalian lagi. Do mi sol do! 
  25. Untuk anak-anak kosan Puri Kawista: Eka, Luluk, Eca, sebagai mantan anak kosan haha. Buat Osin, Tia, Epong, Ilmi, Nisa, Ayu, Eyang Uti, Eyang Kung, Bi Caca, Teh Santi, Pak Ndang. Terima kasih untuk kebersamaan selama di kosan tercinta. Hehe. 
  26. Dosen dan Staf Fakultas Teknik Elektro. Terima kasih info-info yang diberikan untuk memperlancar dan mendorong penulis agar segera menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Terutama Si Elko.
Keterbatasan waktu dan tempat membuat penulis tidak dapat menuliskan satu per satu semua pihak yang telah turut andil dalam proses pengerjaan tugas akhir ini. Penulis hanya bisa berdoa semoga Tuhan YME selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua. Amin.

Bandung,  Juni 2014

Penulis